Catatan Bersepeda, Three (minus One) in One Trip 2012
Biasanya saya sering membayangkan, seperti apa ya diatas punggungan Bandung Utara? Kalau saya keluar rumah, memandang ke arah Utara, terlihatlah jejeran memanjang perbukitan yang seakan membentengi Bandung. Paling Timur, terlihat puncaknya, yaitu Gunung Palasari.
Eh siapa sangka dan tak dinyana-nyana, kesampaian juga. Naik sepeda pula.
Baru bikin tadi,,, iseng aja sih,,,
semoga bisa memberi gambaran kerennya curug ini,,, silakan menyimak!
THE EXTREME, ROCK N ROLL RIDE, 2012
Destinasi wisata ini sebenarnya tidak jauh dari Kota Bandung. Hanya saja, perjuangan untuk mencapainya tidak mudah. Minimnya papan petunjuk disertai dengan kondisi akses jalan yang “mendobrak akal sehat” membuat petualangan kali ini terasa, well, interesting.
“This is not something you can see everyday…”
Sebelumnya saya sama sekali tidak ada bayangan dimana sebenarnya letak si Citambur ini. Saya sedikit tertarik ketika DPS bilang, curug ini katanya lebih spektakuler dari Malela. Apa benar? Setelah browsing, dapatlah saya info dari sebuag blog. (klik = http://banghendri.wordpress.com/2012/01/10/curug-citambur/). Kebetulan, empunya blog ini seorang rider juga, pastinya banyak informasi tentang kondisi jalurnya.
Sauna, 2011
Bertempat di alam bebas yang bersuana asri yang serba hijau dan diselingi kicauan burung. Ia siap menyapa siapa saja yang datang. Setiap minggu berbondong-bondong orang mengunjunginya. Tua-muda, semua sama, ingin merasakan belaian mesra diselingi sentuhan panas dan nakal. Bahkan tidak sedikit orang yang ketagihan rela kembali lagi demi bersua dengannya. Tidak peduli sulitnya medan, atau jarak tempuh yang membentang. Pokoknya, sekali dielus, JRENG! TOKCER! Beban hidup serasa terlupakan sejenak.
Mau coba???
Dual Survival Riders, 2011
Kisah tentang dua orang anak manusia yang gagal mendaki gunung Salak 1, berputar arah menuju laut Banten. Sepanjang perjalanan, mereka menemukan banyak warna warni yang semakin menyadarkan mereka tentang arti hidup ini. Ya, hidup ini haruslah penuh warna!
Motor yang kami tumpangi rasanya sudah mau menjerit kencang seraya menggulingkan kami ketika melewati jalanan super keriting yang dilaburi oleh lumpur. Kiri kanan penuh dengan orang yang sibuk menggali pasir. Sesekali tersenyum ketika kami melintas. Sayang, panorama alam yang seharusnya elok habis dibabat oleh backhoe yang dengan rakusnya terus meraup pasir. Rasanya tidak percaya bahwa jalur serusak ini adalah jalan tingkat kabupaten dan satu-satunya akses menuju Tanah Baduy. Lho Tanah Baduy?
”Iya a.. kalo jalan ini mau ke Leuwidamar, tempatnya orang-orang Baduy.Kalau mau ke Bayah, aa salah jalan. Putar lagi di Rangkasbitung…” ujar seorang warga.
Rasanya kami juga ingin menjerit.
Serunya “Menyeruduk” Jeram Sungai Palayangan, 2010
”BOOM!”
Seketika kami semua langsung merunduk. Badan seluruhnya dipaksa masuk ke celah-celah perahu. Dayung harus berada berada di depan kami. Jangan sampai ”mencolek” kawan di belakang. Terasa perahu karet berpenumpang enam orang ini langsung kehilangan keseimbangannya. Oleng ke depan.
BYUURRR!!! Beberapa milidetik kemudian, kami sukses terhempas kedalam sebuah jeram berketinggian hampir tiga meter tersebut. Air sedingin es menyeruak masuk ke dalam perahu, membasahi sekujur badan hingga basah seluruhnya. Setelah beberapa saat, tawa dan canda mulai mengalahkan rasa kaget dan dinginnya tubuh yang gemetaran. Namun tidak lama kemudian…
”BOOM!”
The Untouchable (Tulisan ini dibuat pada tahun 2010)
Menikmati sajian wisata air terjun di negeri ini nampaknya sudah menjadi hal yang lumrah. Beribu-ribu air terjun menyuguhkan pesonanya masing-masing. Di daerah Jawa Barat, Curug (air terjun) Malela menyuguhkan sajian luar biasa yang tiada duanya. Namun sajian luar biasa ini, harus dicapai dengan perjalanan yang “luar biasa” pula. Destinasi ini jelas bukan pilihan untuk wisatawan manja.
Cerita jalan-jalan waktu KKN,2009
Sering orang salah kaprah, kalau mau lihat penyu bertelur, di Ujung Genteng,,, Sebaiknya saya coba koreksi dari sekarang. Penangkaran penyu ada di Pangumbahan, yang letaknya memang kurang dari 10 kilometer saja dari Pantai Ujung Genteng. Tetap saja, dua tempat itu berbeda lho…
Pantai Pangumbahan yang terletak di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, memiliki garis pantai sepanjang 2,3 kilometer dengan pasir putih yang bertekstur amat lembut dengan lebar pantai rata-rata sepanjang 20 hingga 30 meter. Anatomi pantainya yang berpalung dalam dan berombak besar juga merupakan surga bagi peselancar kelas dunia. Vegetasi alaminya berupa pandan laut dan tanaman pesisir seperti Kelapa dan Jarak Laut. Dengan kondisi seperti ini, merupakan tempat ideal bagi penyu untuk bertelur. Dari tjuh jenis penyu yang ada di dunia, Indonesia kebagian 6 jenis. Namun di Pangumbahan hanya ada satu jenis saja, yaitu Penyu Hijau (Chelonia Midas sp.)
Sudah berkali kali saya naik kereta api ekonomi, terutama beberapa hari ini. Semenjak motor amburadul dan tidak nyaman ditunggangi, ya sudahlah, sekali kali naik transportasi umum. Pilihan saya,(kalau jalan jauh-jauh), ya kereta rel diesel komuter bandung yang tiketnya hanya seribu rupiah saja. (2012 naik jadi 2000 sih…)
Siapa bilang butuh biaya mahal untuk bertualang antar kota-kota Eropah. Dengan modal Rp.15.000, saya sudah bisa melipir dari Paris hingga ke Swiss. Di Swiss, dengan tambahan sekitar Rp.25.000, saya sudah sampai di sebuah gugus pegunungan. Menyusuri jalur bebatuan berwarna putih. Menyusup di sela-sela kabut. Dan mendaki puncaknya, berlari-lari riang diatara hamparan bunga Leontopodium Alpinum alias Edelweiss khas Alpen.
Pegunungan Alpen?
Tentu saja bukan.
Ini Papandayan.
Catatan ttg bron pit dan perjalanan saya dan anak bersama mereka
Blogger Ndeso Berbagi Cerita
Catatan sisi lain perjalanan hidup.
cangkir, asbak, PC, kunci-kunci dan bangkai motor
tulisagun 